Friday, April 20, 2018

Penyakit Mata Astigmatisma


Penyakit Mata Astigmatisma: Penyebab, Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya




Karena kelainan refraksi (pembiasan cahaya) tidak hanya sedikit miopi atau hipermetropi, mari mengenal lebih jauh mengenai salah satu kelainan refraksi astigmatisma. Apa itu penyakit mata astigmatisma? Astigmatisma atau yang juga dikenal sebagai mata silindris adalah suatu kelainan refraksi (pembiasan cahaya) pada mata yang menyimpan berkas cahaya jatuh sebagai suatu titik fokus pada retina agar sinar sejajar tidak dapat dibiaskan secara merata pada seluruh meridian, hal ini disebabkan karena kornea mata memiliki kelengkungan yang tidak normal.
ads



Kornea normal harusnya berbentuk bulat, tetapi pada pasien astigmatisma kornea berbentuk oval. Keadaan ini bisa menyebabkan mata terbentuk suatu bayangan dengan titik atau garis yang tidak difokuskan pada satu titik dengan jelas pada retina. Berdasarkan titik biasnya ada 2 macam astigmatisma, yaitu:
Astigmatisma regular, terjadi karena memiliki 2 titik bias yang saling tegak lurus sehingga bayangan yang terjadi lebih teratur (reguler).
Astigmatisma iregular, terjadi karena tidak memiliki 2 titik bias yang saling tegak lurus sehingga bayangan menjadi tidak teratur (ireguler).

Pada umumnya penderita astigmatisma itu adalah pasien astigmatism with the rule (astigmatisma lazim),apa itu astigmatism with the rule? Kornea mata bayi yang baru lahir pada umumnya berbentuk bulat namun seiring perkembangan terjadilah astigmatism with the rule (astigmat lazim) yaitu kelengkungan kornea pada bidang vertikal yang lebih tinggi dibanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal. Sedangkan pada usia dewasa, kornea menjadi lebih bulat kembali sehingga terjadilah astigmatism against the rule (astigmat tidak lazim) keadaan kelengkungan kornea pada bidang horizontal bertambah dibanding jari-jari bidang vertikal.

Penyebab Astigmatisma

Sebelumnya sudah disinggung itu penyebab penyakit astigmatisma adalah karena adanya kelainan bentuk pada kornea yaitu terlalu besar lengkung kornea pada satu bagian, tapi belum diketahui secara pasti apa saja yang bisa menyebabkan kelainan bentuk pada kornea tersebut. Beberapa sumber astigmatisma dapat disebabkan oleh:
Faktor Genetik

Pada umumnya sebagian besar kelainan yang dialami penderita astigmatisma yang disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Pada kasus ini sudah pernah mengalami kelainan bentuk kornea sejak lahir, jadi tidak ada penyebabnya yang sama seperti faktor genetik itu sendiri.
Kebiasaan Menggosok Mata dengan Kuat

Seringkali kita merasakan rasa gatal yang teramat pada bagian mata hingga memutuskan untuk menggosok mata supaya rasa gatal yang dirasakan bisa hilang. Ternyata menggosok mata dengan kuat dapat berakibat fatal bagi kesehatan mata. Kebiasaan buruk ini khususnya seringkali dilakukan oleh anak-anak kecil, terutama anak yang mengidap alergi konjungtivitis. Maka dari itu awasi anak-anak dari kebiasaan buruk menggosok mata terlalu kuat untuk menjaga kesehatan mata.
Lensa Kristalin (Lensa Mata Alami)

Lensa kristalin atau yang kita kenal dengan lensa mata alami adalah salah satu komponen mata yang berfungsi untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya supaya jatuh tepat pada retina. Lensa kristalin normal seharusnya bersifat spherical (kelengkungannya beraturan), tetapi jika kelengkungan lensa kristalin tidak spherical (kelengkungan yang tidak beraturan) maka pada keadaan ini si pasien memiliki peluang untuk mengalami astigmatisma.
Trauma Mata

Astigmatisma ireguler khususnya dapat diakibatkan oleh trauma mata, contohnya: masuknya benda asing ke dalam mata yang mengakibatkan rusaknya jaringan dalam mata. Astigmatisma juga dapat disebabkan oleh infeksi dan distrofi (penyakit genetik) kornea.




Ciri-ciri Astigmatisma

Berikut ini beberapa keluhan yang biasanya dirasakan oleh pasien astigmatisma dan ciri-ciri yang menunjukkan seseorang menderita astigmatisma:
Pandangan Kabur

Pasien astigmatisma memiliki gejala yang hampir sama dengan pasien miopi (rabun jauh) dan hipermetropi (rabun dekat) yaitu kabur saat melihat suatu objek, sehingga pasien akan merasakan ketidaknyamanan pada mata saat melihat suatu benda terutama saat melihat suatu objek yang bergerak. Dan jika terlalu lama melihat suatu objek maka mata dari pasien astigmatisma cenderung akan lebih cepat lelah. Disisi lain pasien astigmatisma juga sulit untuk membedakan 2 titik yang diletakkan saling berdekatan.
Sakit Kepala

Sebelumnya sudah disinggung bahwa ketidaknyamanan mata saat melihat suatu objek dalam rentan waktu yang terlalu lama dapat membuat mata dari penderita astigmatisma menjadi mudah lelah. Ketidaknyamanan itu juga dapat memunculkan rasa sakit kepala yang tidak biasa, terutama pada bagian pelipis, dahi, bahkan bisa sampai ke bagian belakang kepala.
Tidak Tahan Terhadap Cahaya

Sebagian besar penderita penyakit mata astigmatisma umumnya tidak tahan jika melihat cahaya yang terlalu terang sehingga lebih mudah merasa silau. Hal ini dapat berdampak buruk, terutama bagi pasien astigmatisma yang harus mengendarai kendaraannya pada pagi dan malam hari yang tentunya akan menemukan banyak lampu kendaraan yang dapat membuat mata pasien jadi merasa silau.
Penyakit pada Kornea

Astigmatisma juga dapat disebabkan oleh penyakit pada kornea, diantaranya peradangan pada kornea (keratitis) dan perubahan bentuk kornea yang menyerupai kerucut (keratokonus).
Head Tilting

Pasien astigmatisma tinggi biasanya memiliki kebiasaan memiringkan kepala atau disebut juga head tilting.




Cara Mengatasi Astigmatisma

Ada banyak cara untuk mengatasi astigmatisma, diantaranya:
Untuk pasien anak-anak sebaiknya dilakukan pemeriksaan astigmatisma secara utuh.
Untuk pasien dewasa juga lakukan pemeriksaan astigmatisma secara utuh kemudian gunakan bantuan kacamata yang sesuai dengan keadaan pasien, dalam artian dapat membuat pasien nyaman melihat benda-benda yang pada awalnya sulit untuk dilihat dengan jelas. Jika penggunaan kaca mata astigmatisma tidak memberikan pengaruh yang signifikan maka dapat digunakan lensa kontak.
Untuk pasien astigmatism with the rule(astigmatisma wajar) diperlukan lensa silinder negatif untuk memperbaiki kalainan pembiasan yang terjadi.
Untuk pasien astigmatism against the rule(astigmatisma tidak wajar) diperlukan lensa silinder negatif dengan sumbu tegak lurus dan silinder positif dengan sumbu horizontal untuk memperbaiki kelainan pembiasan yang terjadi.

Cara Mencegah Astigmatisma

Cara mencegah astigmatisma dapat dilakukan dengan menghindari semua penyebab timbulnya kelainan ini, diantaranya:
Hindari kebiasaan menggosok mata dengan kuat, terutama awasi anak-anak yang biasanya memiliki kebiasaan buruk ini.
Hindari kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan trauma mata. Jangan biarkan benda-benda asing merusak jaringan dalam mata kita.
Menjaga kesehatan mata dapat dilakukan dengan minum vitamin yang berkhasiat untuk mata, tidak menggunakan handuk yang sama dengan orang lain, menjaga kebersihan mata, dan sering melakukan olahraga mata.

Demikian informasi mengenai penyakit mata astigmatisma yang perlu Anda ketahui, agar Anda bisa mencegahnya sehingga mata tetap sehat. Salam hormat untuk anda semua untuk semua negara

Ciri-ciri Mata Belekan


Ciri-ciri Mata Belekan dan Cara Mengatasinya




Belek adalah kotoran mata yang terbentuk dari mengerasnya campuran antara cairan lengket yang keluar dari kelenjar yang terdapat pada kelopak mata dengan air mata, kemudian cairan hasil campuran itu membersihkan mata dari kotoran dan bakteri. Sedangkan belekan merupakan suatu infeksi mata yang disebabkan debu, kotoran, luka, iritasi maupun bakteri sehingga menyebabkan mata merah dan terjadi peradangan.
ads



Baca juga:
Penyakit Mata Hipermetropi
Penyakit Mata Astigmatisma
Penyakit Mata pada Anak

Orang yang terkena belekan tentu tidak nyaman saat menatap orang lain maupun saat sedang melakukan aktivitasnya. Selain menganggu, belekan juga menurunkan kepercayaan diri seseorang. Lalu apa ciri-ciri mata belekan? Berikut ini pembahasan mengenai ciri-ciri mata yang terkena belekan dilihat dari kotoran mata atau belek yang dikeluarkan:

1. Belek berupa cairan yang encer

Pernahkah Anda mengalami mata merah yang diikuti dengan munculnya kotoran mata berupa cairan yang encer? Keadaan seperti itu terjadi karena peradangan yang disebabkan oleh virus. Selain itu juga biasanya akan muncul gejala pembengkakan pada kelopak mata dan flu. Bahkan juga dapat menyebabkan penglihatan menjadi tidak jelas karena terpengaruhinya kornea mata.

2. Belek berupa lendir kekuningan beserta benjolan di kelopak mata

Benjolan kecil pada mata lebih dikenal masyarakat dengan nama bintitan. Jika saat Anda mengalami mata bintitan kemudian muncul kotoran mata berupa lendir kuning, jangan khawatir! Kotoran mata berupa lendir itu sama seperti benjolan yang muncul, disebabkan oleh tersumbatnya kelenjar kelopak mata karena terinfeksi bukan justru menandai munculnya penyakit baru.

3. Belek berbentuk bola berlendir berwarna putih atau kuning

Waspadalah jika belek Anda seperti lendir yang berwarna kuning atau putih karena kotoran mata seperti itu merupakan tanda dari terinfeksinya sistem drainase air mata. Infeksi ini terkadang diikuti dengan munculnya keluhan berupa rasa sakit di bagian wajah dan pembengkakan di bagian tulang hidung.

4. Belek tebal dan kering

Jangan abaikan belek kering yang menumpuk tebal di kelopak mata Anda. Sekilas hal itu nampak biasa, tapi ternyata belek kering yang terus menerus timbul dan menumpuk tebal di mata tersebut disebabkan oleh bakteri pada kulit Anda. Bakteri tersebut tidak hanya menimbulkan kotoran mata, tetapi juga dapat berpeluang menyebabkan peradangan pada kelopak dan bulu mata Anda.

5. Belek berupa lendir berbusa warna kuning

Pernah mendengar disfungsi kelenjar meibom? Disfungsi kelenjar meibom atau Meibomian Gland Dysfunction (MGD) adalah ketidaknormalan kronis dan difus pada kelenjar meibom yang menyebabkan perubahan film air mata dan gejala iritasi mata. Disfungsi kelenjar tersebutlah yang menyebabkan munculnya kotoran mata yang berupa lendir berwarna kuning kehijauan seperti nanah.

6. Belek berupa lendir putih berair dan lengket

Tidak hanya kotoran mata berwarna kuning yang harus Anda waspadai, tetapi juga kotoran mata berupa lendir putih berair dan lengket. Keadaan kotoran mata seperti ini disebabkan oleh alergi yang menyebabkan mata jadi memproduksi kotoran dan partikel lain sehingga terbentuklah kotoran berupa lendir putih yang lengket dibagian bawah kedua mata Anda. Penyebab alergi ini beragam, mungkin karena bulu, debu, bahan kimia, make-up, obat tetes mata, dan masih banyak lagi yang lainnya.




7. Belek yang tak berhenti keluar

Belek itu hal yang wajar karena mata adalah organ yang sangat sensitif yang dimana jika air mata membersihkan kotoran yang ada pada mata maka muncullah kotoran mata tersebut. Tetapi kotoran mata umumnya muncul ketika kita sedang tertidur, jika kotoran mata Anda muncul terus menerus sekalipun sudah dibersihkan, sebaiknya Anda mewaspadai hal ini. Kotoran mata yang terus menerus muncul diikuti dengan rasa gatal dan mara yang merah disebabkan oleh bakteri atau alergi terhadap kotoran dan polusi. Jadi jagalah selalu kebersihan ruangan rumah Anda.

8. Belek mata menumpuk beserta demam tinggi

Kotoran mata bisa muncul pada siapa saja, tidak terkecuali pada bayi. Tapi jangan mengabaikan kotoran mata yang menumpuk disertai dengan demam tinggi. Kotoran tersebut mungkin saja disebabkan oleh infeksi yang didapati dari ibu yang mengidap penyakit gonorhea atau herpes genital. Bayi terinfeksi kuman saat lahir, tepatnya ketika bayi bersentuhan dengan dinding vagina.

9. Belek yang menumpuk pada kelopak mata

Pernahkah anak Anda mengalami penumpukan kotoran mata yang berlebihan di bagian kelopak mata? Ternyata penumpukan kelopak mata tidak hanya disebabkan oleh bakteri atau virus, tetapi juga oleh tersumbatnya puncta. Ketika puncta tersumbat maka produksi air mata otomatis akan menjadi lebih banyak sehingga menyebabkan tumpukan belek pada kelopak mata.

10. Belek beserta bengkak pada kelopak mata

Ada banyak faktor yang menyebabkan munculnya kotoran mata yang harus Anda waspadai. Salah satu kotoran mata yang harus Anda waspadai adalah kotoran mata warna kuning yang muncul bersamaan dengan kelopak mata yang membengkak, jika Anda mengalami hal semacam itu maka kemungkinan besar munculnya kotoran mata Anda tersebut disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan peradangan hingga terjadi pembengkakan pada kelopak mata.




Cara Mengatasi Penyakit Mata Belekan

Setelah mengetahui ciri-ciri mata belekan, selanjutnya apa yang harus Anda lakukan bila terkena belekan? Berikut ini hal-hal yang perlu Anda lakukan untuk mengatasinya:
Kompres mata menggunakan air hangat dan kain yang bersih. Mengompres mata dapat mengecilkan pembengkakan yang timbul bersamaan dengan munculnya kotoran mata, dan mencairkan kotoran mata yang mengering.
Hentikan sementara penggunaan lensa kontak, karena lensa kontak dapat menghalangi oksigen yang udara yang dibutuhkan kornea. Saat kotoran mata diproduksi lebih banyak akan terjadi gejala radang pada mata yang dapat merambat ke kornea. Jadi akan jauh lebih baik untuk menghentikan penggunaan lensa kontak, supaya kornea mata bisa mendapatkan oksigen.
Bersihkan mata air rebusan daun sirih. Rebus air sirih, lalu dinginkan. Saring air rebusan daun sirih dan gunakan untuk membersihkan mata yang memproduksi kotoran lebih banyak.
Gunakan obat tetes mata yang direkomendasikan dokter. Pastikan untuk membersihkan mata terlebih dahulu, karena obat tetes mata hanya dapat bekerja maksimal pada mata yang bersih dari kotoran.
Gunakan salep mata yang direkomendasikan dokter. Penggunaan salep yaitu dengan memasukkan salep dari sisi dalam ke sisi luar kelopak bawah mata atau letakkan salep pada bagian pinggir kelopak mata, kemudian salep yang meleleh akan masuk ke dalam mata dengan sendirinya.

Baca juga: Manfaat Wortel untuk Mata Minus, Cara Merilekskan Mata.

Cara Mencegah Penyakit Mata Belekan

Sebelum Anda mengobati mata belekan, tentu lebih baik bila Anda mencegahnya agar tidak sampai terkena belekan. Berikut ini hal-hal untuk mencegah terjadinya belekan yang harus Anda lakukan:
Jaga kebersihan lingkungan rumah, terutama kamar tidur. Gantilah sprei kasur dan bantal secara teratur, untuk menghindari munculnya virus dan bakteri yang dapat menyebabkan munculnya kotoran-kotoran mata yang tidak wajar.
Jaga kebersihan alat-alat yang berhubungan dengan mata, seperti handuk muka, lensa kontak, dll.
Setiap anggota keluarga sebaiknya memiliki handuk tersendiri, untuk menghindari penyebaran virus atau bakteri.
Hindari kebiasaan menggosok mata dengan kuat untuk menghindari iritasi, terutama dengan tangan yang kotor.
Terutama pada bayi dan anak-anak, perhatikan apakah mata anak-anak mengeluarkan cairan, jika iya sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Jika sakit mata yang dialami sudah sembuh, pastikan untuk merendam sprei tempat tidur dan bantal menggunakan air panas, untuk memastikan kuman yang tersisa mati.
Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan alergi pada mata Anda, seperti: bulu, debu, bahan kimia, make-up, obat tetes mata, dll.

Demikian informasi mengenai ciri-ciri mata belekan, cara mengatasi dan mencegahnya agar Anda bisa lebih waspada dalam menjaga kesehatan mata Anda. Semoga bermanfaat. And salam hormat untuk anda semua and untuk semua negara

Penyakit Mata Hipermetropi


Penyakit Mata Hipermetropi: Penyebab, Gejala dan Penanganannya




Mata merupakan salah satu aset penting pada tubuh, terutama bagi kita yang masih berada di usia produktif. Oleh karena itu, kesehatan mata sangat perlu kita jaga. Terdapat beberapa penyakit pada mata yang perlu kita ketahui, beberapa di antaranya adalah penyakit mata astigmatisma dan hipermetropi atau rabun dekat. Artikel ini akan membahas segala hal mengenai hipermetropi, mulai dari penyebab hingga cara untuk mencegah serta cara menanganinya.
ads



Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa orang yang mengalami hipermetropi atau rabun dekat akan kesulitan jika melihat objek dalam jarak yang dekat, namun dapat melihat objek yang jaraknya jauh. Penderita hipermetropi biasanya tidak dapat membaca pada jarak yang normal (30 cm dari mata) dan harus menjauhkan bacaannya agar dapat membaca dengan jelas. Hipermetropi terjadi karena adanya kelainan pada bentuk bagian mata sehingga mata kita tidak dapat berfungsi dengan optimal.

Pada kondisi normal, fungsi mata didukung oleh kerja kornea dan lensa untuk membelokkan cahaya ke permukaan retina. Kemudian retina berfungsi mengirimkan visual tersebut ke saraf optik untuk diteruskan ke otak. Proses inilah yang membuat kita dapat melihat. Akan tetapi, pada kasus hipermetropi biasanya terdapat kelainan bentuk kornea (terlalu pipih) atau bentuk bola mata yang terlalu kecil sehingga cahaya yang masuk melalui lensa akan jatuh ke belakang retina. Hal ini membuat penglihatan penderita penyakit mata hipermetropi menjadi kabur terhadap benda-benda yang jaraknya dekat.

Penyebab Hipermetropi

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, hipermetropi terjadi karena bentuk kornea terlalu pipih dan tidak mampu memfokuskan cahaya yang diterima dengan baik. Penyakit ini juga disebabkan oleh turunnya kemampuan otot dan saraf mata.

Pada sebagian besar kasus, kondisi ini terjadi secara genetik. Artinya, jika seseorang memiliki orang tua yang menderita hipermetropi, maka orang tersebut kemungkinan akan mengalaminya juga. Akan tetapi, hipermetropi biasanya baru muncul pada usia 40-50 tahun. Seiring dengan bertambahnya usia, lensa mata akan menjadi lebih kaku sehingga lebih sulit untuk membelokkan cahaya. Meskipun begitu, tidak sedikit juga yang sudah mengalami hipermetropi di usia muda.

Selain disebabkan oleh faktor keturunan dan usia, terdapat beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya Hipermetropi. Penyakit ini dapat muncul sebagai efek dari beberapa penyakit seperti diabetes, mikroftalmia, kanker, serta adanya masalah pada pembuluh darah di dekat retina.

Pada penderita diabetes, hipermetropi dapat terjadi apabila kadar gula darah berada di bawah normal, sehingga mengganggu kinerja pada kornea dan lensa mata. Sementara itu, mikroftalmia juga merupakan kondisi di mana kedua atau salah satu mata menjadi kecil. Kondisi ini menyebabkan sumbu bola mata menjadi kecil dan sulit untuk membiaskan cahaya yang masuk, sehingga terjadi gangguan pada penglihatan jarak dekat.

Gelaja Hipermetropi

Sebagaimana pengertiannya, orang dengan gangguan mata hipermetropi mengalami gejala yaitu sulit melihat benda yang jaraknya dekat. Oleh karena itu, gangguan mata ini dapat dikenali dengan melihat gejala-gejala sebagai berikut:
Penderita hipermetropi cenderung menyipitkan mata ketika melihat dari jarak dekat.
Ketika membaca atau memandangi layar komputer, mata juga menjadi lebih cepat lelah.
Sering sakit kepala dan pusing.
Terdapat sensasi sakit atau seperti terbakar di sekitar mata.

Sementara itu, pada anak-anak terdapat gejala sebagai berikut:
Sering menggosok-gosokan mata.
Lebih sering berkedip dari biasanya.
Memiliki masalah dalam membaca.
Pada beberapa anak akan terjadi strabismus atau mata juling (karena berusaha terlalu keras saat melihat benda dalam jarak dekat).




Cara Mengatasi Hipermetropi

Jika gangguan mata tersebut sudah muncul pada usia anak-anak, maka Anda tidak perlu terlalu khawatir. Sebab seiring dengan bertambahnya usia, mata masih fleksibel dan kinerja lensanya akan semakin membaik. Namun, pada penderita gangguan hipermetropi di usia dewasa, terdapat beberapa alternatif penanganan yang dapat dipilih, yaitu:
Menggunakan Kacamata

Solusi ini adalah solusi yang paling banyak dilakukan oleh penderita penyakit mata hipermetropi atau gangguan mata lainnya. Kacamata yang digunakan oleh penderita hipermetropi memiliki lensa cembung, yaitu lensa yang ujungnya lebih tebal di bagian tengah. Kacamata ini dapat membuat penglihatan lebih jelas karena lensa cembung membantu cahaya agar jatuh tepat di atas retina. Semakin tinggi tingkat keparahan hipermetropi yang dialami, maka lensa yang diperlukan harus semakin tebal.
Menggunakan Lensa Kontak

Benda tersebut memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan kacamata. Beberapa orang, terutama anak-anak muda lebih memilih menggunakan lensa kontak karena bentuknya ringan dan tidak terlihat. Selain itu, desain dan warna lensa kontak juga cukup beragam sehingga menambah nilai estetika alat ini.

Akan tetapi, menggunakan lensa kontak memerlukan tingkat perawatan yang lebih tinggi karena lebih rawan menimbulkan infeksi pada mata. Jika Anda menggunakan lensa kontak, rajinlah membersihkan lensa secara berkala untuk menghindari iritasi.
Operasi Lasik

Cara ini adalah cara yang paling efektif jika Anda ingin memiliki penglihatan normal tanpa menggunakan alat bantu apapun. Operasi lasik (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) adalah proses pembedahan yang menggunakan laser untuk mengoreksi penglihatan seseorang. Dengan operasi ini, gangguan mata seperti hipermetropi dapat hilang secara permanen. Operasi lasik cenderung lebih populer karena memberikan hasil yang memuaskan dalam waktu yang relatif singkat. Dengan operasi lasik, penderita juga sudah tidak perlu bergantung pada kacamata dan lensa kontak.

Meskipun begitu, operasi lasik bukan berarti bebas dari efek samping. Orang yang melakukan operasi lasik biasanya mengalami mata kering selama beberapa bulan pasca operasi. Kemudian, terdapat kecenderungan melihat starburst atau lingkaran cahaya ketika memandang sumber cahaya. Selain itu, operasi lasik juga memakan biaya yang besar dan biasanya biaya operasi lasik tidak ditanggung oleh perusahaan asuransi.




Banyak yang sulit membedakan antara penyakit mata hipermetropi dengan presbiopi. Kedua gangguan ini memiliki gejala yang sama, yaitu kesulitan untuk melihat benda dalam jarak dekat.Perbedaan antara kedua gangguan penglihatan tersebut dapat dilihat dari penyebab dan penanggulangannya. Presbiopi atau yang lebih sering disebut sebagai mata tua hanya muncul di usia senja. Hal ini terjadi karena pada fase lanjut usia, kerja mata akan menurun drastis. Selain itu, penderita presbiopi harus dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu lensa cekung dan cembung.

Cara Mencegah Hipermetropi

Meskipun sebagian besar kasus hipermetropi disebabkan oleh faktor keturunan, namun kita masih dapat melakukan pencegahan dengan menjaga kesehatan mata. Berikut adalah tips-tips untuk menghindari resiko terjadinya gangguan mata seperti hipermetropi:
Hindari kebiasaan membaca, menonton televisi, atau melihat layar ponsel/komputer dalam jarak yang terlalu dekat. Jarak normal antara mata dan media tersebut minimal 30 cm.
Pastikan Anda selalu membaca/menonton di tempat dengan kadar pencahayaan yang baik. Jika Anda memaksakan diri untuk membaca di ruangan yang kurang terang, pupil mata Anda harus bekerja lebih keras sehingga mata menjadi cepat lelah.
Jagalah pola hidup Anda dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Sebisa mungkin hindari rokok untuk melindungi mata.
Jauhkan diri Anda dari resiko terkena diabetes atau tekanan darah tinggi karena kedua penyakit tersebut dapat berdampak pada penglihatan Anda.

Terakhir, lakukanlah pemeriksaan secara berkala kepada dokter untuk memastikan mata Anda selalu dalam kondisi yang prima. Demikianlah penjelasan mengenai penyakit mata hipermetropi yang perlu Anda ketahui. Ingat, kinerja mata sangat penting untuk mendukung produktivitas Anda. Oleh karena itu, rajin-rajinlah menjaga kesehatan mata Anda.

Semoga bermanfaat ya guys, salam hormat untuk anda semua and salam hormat untuk semua negara

Menikah Dengan Orang Jepang

Menikah Dengan Orang Jepang

Assalamualaikum.wr.wb Salam hormat selalu untuk semua negara dimanapun berada. Saya akan memberikan informasi pada para siapapun yang mel...